Rabu, 07 Maret 2012

3 Tahun untuk selamanya . By : Indranova Suhendro (frontal version)



            Aku lulus SMP dengan nilai yang tidak terlalu baik, nemku hanya 30.40, sungguh pas-pasan, pada saat itupun aku berkeinginan untuk masuk SMA negeri favorit yang ada dikotaku, namun apadaya, dengan nem yang hanya 30.40 aku harus melupakan keinginanku untuk masuk SMA favorit kotaku, jangankan SMA favorit, untuk masuk SMA negeri saja sudah tidak bisa, karena pada saat itu, nem paling rendah di SMA negeri berada diatas 31 sedangkan nemku hanya 30.40, sudah tidak mungkin, akibatnya aku dan orangtuaku kebingungan untuk mencari sekolah. Namun aku teringat temanku, dia bersekolah disebuah smp swasta, dan aku menanyakan kepadanya, “SMA nya ada nggak sih?” Dan dia menjawab “iya ada”. Mendengar temanku mengucapkan kata itu, hatiku terasa sangat gembira dan segera saja aku memberitahu ayahku untuk pergi dan mendaftar kesana, dan keesokan harinya kami pergi ke sekolah tersebut.
            Siang hari kira-kira pukul 13.30, kami pergi ke sekolah tersebut. Kami menempuh perjalanan selama 10 menit, waktu yang cukup cepat karena ayahku menyetir mobil sangat lambat, seperti biasa, mengutamakan keselamatan. Aku melewati jalan yang belum pernah kuketahui selama ini, daerah ini serasa asing bagiku, akupun berusaha untuk menghafal jalan, dan akhirnya pada pukul 13.40 kita sampai di sekolah swasta tersebut. Pintu masuk tidak tertata rapih dan pemandangannya dapat dibilang “gersang” karena pohon-pohonnnya masih sedikit dan banyak bangunan yang masih berbentuk kayu dan kontruksinya belum jadi, bagiku wajar karena ini memang sekolah baru. Setelah sampai, kita langsung turun dari mobil dan berjalan menuju kantor administrasi. Ruangannya bagus dan dingin, sungguh berbeda dengan ruang kantor administrasi di SMPku dulu, jangankan AC, jendela yang kacanya pecah saja belum diperbaiki. Kami berbincang-bincang dengan seorang guru dan menanyakan apa saja syarat untuk mendaftar, dan beruntunglah diriku karena hari itu merupakan pendaftaran terakhir untuk murid baru di sekolah tersebut.
            Sekitar beberapa hari kemudian, tes untuk gelombang terakhir pun dilaksanakan, aku melewati tes tersebut tanpa perasaan gugup sedikitpun, dan akupun diterima, sungguh senang perasaanku karena akhirnya aku telah mendapatkan sekolah, dan sekolah tersebut bernama SMA BUDI MULIA DUA, dan mulai saat itu aku adalah murid SMA BUDI MULIA DUA. Masa SMA, adalah masa yang terindah menurut pendapat banyak orang, aku tidak sabar untuk segera merasakan bagaimana kehidupan di SMA, dan yang paling ingin kunanti adalah tanggal dimana akan dilaksanakannya MOS disekolah baruku, begitu pula dengan sekolah lainnya. SMA BUDI MULIA DUA, aku datang!
12 Juni 2009, itu adalah hari yag paling dinanti oleh semua anak yang baru saja lulus dari masa SMP di kota Yogyakarta pada saat itu, dimana semua murid yang sudah lulus dari SMP mereka akan menjalani kehidupan mereka yang baru, bertemu dengan hal-hal baru, teman-teman baru, lingkungan baru, dan sebagainya, mereka akan pergi menuju ke tujuan mereka masing-masing yang telah mereka dapatkan beberapa minggu sebelumnya, SMA, begitupula denganku.
Akhirnya hari itu pun tiba, kali ini tidak seperti biasanya, kali ini aku bangun pukul 06.00 tidak lagi pukul 05.30, karena saat SMP aku diwajibkan datang paling lambat pukul 07.00, namun sekarang pukul 07.25, aku bisa lebih sedikit tenang. Dengan membawa berbagai perlengkapan MOS seperti co-card, dll, aku datang ke sekolah dengan perasaan gembira dan tidak sabar untuk segera bertemu teman-teman baru. Tak disangka, sekolah ini mempertemukanku kembali dengan sahabat lamaku yang juga merupakan sahabat terbaikku hi dari saat SD hingga saat ini, dia adalah Ardan, teman yang sangat unik, kocak, dan paling mengerti keadaan kami masing-masing, dan Pepi, orang yang sangat maniak terhadap hal berbau satanic dan musik, khususnya music metal dan blues, dan ia sangat menyukai gitar. Kami bertemu dengan perasaan sangat senang karena setelah terpisah selama 3 tahun kami dipertemukan kembali, dan aku juga bertemu dengan teman se-SDku dulu, Hafid dan Nindy, dulu aku tidak begitu mengenal mereka, namun di sini, aku bisa mengenal mereka.
Hari-hari MOS kami lewati dengan perasaan gembira, di hari pertama kami melakukan game berupa “percaya temanmu”, game ini berupa kelompok yang terdiri dua orang perkelompok dimana yang satu matanya akan ditutup dengan slayer sehingga dia tidak bisa melihat dan yang satunya akan memberitahu petunjuk jalan yang benar untuk menuju suatu tujuan. Di game ini, aku dipertemukan oleh orang yang besar dan bentuknya seram dan tidak jelas, dia berkumis, kelopak matanya sangat hitam seperti orang gothic, pikirannya cabul, maniak, dan rambutnya seperti penyakit(?), namanya Ahmed, awalnya kupikir dia adalah gentho sekolah ini karena bentukna seperti itu, tapi ternyata dia adalah teman yang baik, dan kami mulai berteman saat itu. Saat pulang, aku bersama Ardan dan Pepi bertemu dengan seseorang yang homo dan lawas, dia adalah Galang. Kami bertemu saat pembagian baju pramuka di ruang gamelan, dan kami berkenalan. Dan saat waktu MOS, aku dipertemukan dengan teman-teman yang lain seperti Dhika, dan Gunawan. Saat MOS kami selalu bersama.
Hari masuk sekolah pun tiba, setelah melaksanakan MOS selama 3 hari, akhirnya tiba waktunya untuk KBM seperti biasa. Angkatanku terdiri dari 50 orang, dan kemudian dipisah menjadi 2 kelas, yakni Asia dan Pasifik, dan aku ditempatkan di kelas Asia bersama Ardan, Nindy, Ahmed, Dhika, dan Gunawan, sedangkan Pepi dan Galang berada di Pasifik. Awalnya terasa riskan karena kami belum mengenal satu sama lain, walaupun aku sudah mengenal beberapa, namun seiring berjalannya waktu akupun mulai mengenal dan berteman dengan semua teman-teman angkatanku, hari-haripun terasa menyenangkan.
Masa SMP adalah masa dimana aku hanya menghabiskan waktu kurang lebih 10jam didepan computer untuk bermain game online, sungguh suram masaku dulu, aku sama sekali belum mengerti style dan sebagainya, akibatnya, awal masuk SMA, bentukku kun masih belum karuan, baju balapan, celana cut bray, potongan rambut pendek cepak, dan jarang mandi. Aku mulai memutuskan untuk mengubah itu semua saat aku mulai berhubungan dengan seseorang, dia adalah adik kelas, dan pada saat itu dia kelas 8, sebut saja No. Berpacaran dengannya membuatku sadar bahwa kehidupan game online sangatlah suram, dan ternyata kehidupan nyata memang menyenangkan, sehingga aku memutuskan untuk membuka mataku dan meninggalkan kehidupan seperti itu, dan aku perlahan-lahan mulai merubah styleku. Aku ingat saat dimana kami melakukan pendekatan, dan aku ingat itu hanya kulakukan dalam 3jam dan kemudian langsung kutembak! Sungguh gila, dan saat satu hari sebelum puasa, kami mulai berpacaran, disaat itu teman-temanku pergi ke pandawa untuk berwisata, sungguh disayangkan pada saat itu aku tidak ikut karena harus pergi bersama pacarku saat itu. Namun sayang sekali, hubungan kami hanya berjalan selama 3 minggu, namun aku mendapatkan sesuatu yang berharga, aku mendapatkan satu teman baru yang dimana dia berbeda kelas denganku, dia bernama Fasya. Dia adalah kakak perempuan dari No dan kami berteman dekat, saking dekatnya aku merasa dia sudah seperti kakakku sendiri dan aku memanggilnya “mbak” hingga saat ini. Dan pada saat kelas 1, kehidupanku benar-benar dipenuhi oleh cinta, setelah putus dengan No, aku berpacaran dengan dua wanita di waktu yg berbeda, walaupun tidak terlalu lama juga.
 Di SMA ini aku berteman dengan seseorang yang unik, dan aku rasa spesiesnya hanya satu di muka bumi ini, dia bernama Kevin. Dia adalah orang yang kocak, jorok dan setiap bagian tubuhnya adalah unik, setiap bagian tubuhnya memiliki kemampuan istimewa. Ada sebuah kalimat bijak, “Tak ada orang yang sempurna karena tidak bisa menjilat sikunya sendiri”, namun kalimat tersebut tidak berpengaruh terhadap Kevin, dia bisa menjilat sikunya sendiri! Aku kagum saat dia bisa melakukan itu, bahkan dia tidak mempan digelikitik, dicubit putingnya, dan dia bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan orang lain dengan menggunakan bagian tubuhnya, mungkin dia bukan manusia. Kevin memiliki partner sejati dalam hidupnya, spesiesnya hampir sama, namanya Adit, dia adalah orang yang tidak kalah kocak dengan Kevin dan dia sangat berbakat dalam hal seni. Aku juga berteman dengan Tanto, dia adalah satu-satunya manusia dibumi ini yang kukenal yang sanggup menghafal semua plat nomor kendaraan milik temannya bahkan orang yang tidak ia kenal, dia juga dikenal sebagai montir dan manusia balap karena keahliannya tentang mesin kendaraan dan kesukaannya dalam hal balap, terutama motor. Dan jangan berharapnya dalam hal matematika, karena itu adalah musuh utamanya. Dan ada juga Anshar yang merupakan master gitar disekolahku, dia tampan dan merupakan primadona bagi para cewek dimanapun ia berada. Dan masih banyak teman unik yang kumiliki lagi, namun aku tidak akan menceritakan semuanya disini.
Saat kelas 1 semester awal, kami memiliki agenda Field Trip di Cilacap. Disana kami melakukan banyak hal selama 3 hari di Cilacap, kami mengunjungi PLTA, hutan mangroove, dan berbagai tempat lainnya di Cilacap. Kegiatan Field Trip tersebut merupakan kegiatan yang paling mengasyikkan di tahun itu, banyak hal gila yang kami lakukan di Cilacap, kami selalu menghiasi malam kami disana dengan melakukan aktivitas dan hal gila bersama, dan itu membuat kami lebih dekat.
Hal-hal gila yang kami lakukan sangatlah menyenangkan bagi kami, namun tidak bagi para guru dan kakak kelas, lihatlah bagaimana kami melakukan acara “bolos bersama ke kids fun dan pantai” pada saat kelas 1, dengan cara menerobos gang got di belakang sekolah, dan pada saat itu hanya menyisakan tidak lebih dari 20 orang dari angkatan kami, walaupun aku tidak termasuk dalam siswa yang membolos pada saat itu aku turut merasakan kegilaan yang ada pada saat itu, lalu lihatlah bagaimana kami memuat kakak kelas geram dengan tingkah laku kita yang rusuh, tidak jarang para kakak kelas mengampiri kita karena jengkel dengan ulah kita, contohnya kami bermain balap-balapan vespa di lapangan dengan berteriak-teriak dan mengakibatkan debu berterbangan sehingga menganggu mereka yang sedang makan saat istirahat, pada saat itu Ardan terjatuh karena vespa yang ditumpangi bertiga dengan Pepi dan Gunawan menyenanduk batu dan kemudian Ardan terjatuh karena ia duduk di paling belakang dan mepet, bokongnya sudah 70% berada di udara saat itu, karena jatuh celananya sobek dan ia disuruh pulang oleh guru. Kemudian lihatlah bagaimana kami mengerjakan tugas dengan kompak, kompak kali ini bukan dalam hal baik, namun dalam hal jelek. Dalam sebuah tugas bahasa inggris, semua anak diharuskan memberikan laporan tentang Field Trip mereka di Cilacap dalam bentuk karangan berbahasa inggris, hingga deadline, siswa-siswa banyak yang belum mengerjakan sehingga mereka memutuskan untuk memfotokopi pekerjaan mereka yang sudah mengerjakan dan hanya mengganti namanya saja, dan hal itu membuat kami disidang 1 angkatan, hal itu baru pertama kali terjadi di setiap angkatan, hanya ada di kami, sungguh gila !
Sekedar informasi, di sekolahku, tidak ada geng-gengan karena itu tidak diperbolehkan. Sehingga setiap angkatan diberi nama khas masing-masing, angkatan kami bernama Revolver 84, dan sang pencetus adalah Gunawan, dialah pendiri Revolver. Angkatanku terkenal dengan sebutan angkatan kriminal, hal ini dikarenakan banyaknya siswa yang sudah keluar atau dikeluarkan dari angkatan kami. Dan sayang sekali, sang pencetus, Gunawan adalah salah satunya, dan saat ini sudah tidak ada disekolah kami. Dia dikeluarkan karena tuduhan kasus pemerasan terhadap adik kelas yang memiliki hubungan dengan sang empunya Budi Mulia Dua, Amien Rais, tanpa ampun diapun dikeluarkan dan sekarang bersekolah di Moeha. Kemudian Dhika juga salah satunya, ia keluar karena tidak naik kelas dan memiliki catatan buruk disekolah, begitupula dengan Uis. Nabila, Farhan, dan Panji tidak diketahui entah kenapa keluar, namun dua nama terakhir tidak pernah terlihat di sekolah bahkan bentuknya saja tidak diketahui, Farhan memang pernah sekali terlihat namun kami sudah lupa bagaimana bentuknya, dan yang sangat disayangkan ialah Pepi. Sahabat sejak SDku ini tidak naik kelas, aku sungguh sedih, namun ia tetap tegar dengan tidak pindah dan memutuskan untuk terus di BMD, dia memang hebat, dan kemudian ia bergaul dan beradaptasi dengan angkatan berikutnya tanpa rasa malu sedikitpun.
Dengan banyaknya murid yang lenyap, angkatan kami terasa jadi lebih sepi, namun 2 posisi mereka diisi oleh teman kita yang baru, yakni Almas dan Rakha. Kedua murid baru tersebut masuk di awal kelas 1 semester 2. Almas adalah seorang siswi baru yang berasal dari Malaysia dan dia sangat berpengalaman pergi ke luar negeri, dia lama tinggal di Amerika pula sehingga bahasa inggrisnya sangat fasih. Dia memang tidak terlalu bisa bahasa Indonesia, namun hal itu tidak membuatnya takut untuk bergaul dengan kita, sedangkan Rakha adalah alumni SMP Budi Mulia Dua, dia satu angkatan dengan Kevin dan sebelumnya bersekolah di SMA moehi alias muhammadiyah 1, namun karena sebuah alasan ia kembali ke BMD. Dia terkenal dengan sebutannya sebagai “boy” singkatan dari boyo(buaya). Dia terkenal dengan sebutan seperti itu karena dia sangatlah maniak terhadap wanita, dirinya sudah bagai kamus wanita, sangat hafal wanita dari berbagai sekolah dan tidak kapok-kapoknya mendekati wanita, namun dibalik sifatnya yang seperti itu, dia sangat baik dan dia merupakan salah satu spesies unik yang kami miliki. Setelah itu angkatan kami kembali kehilangan 3 orang, yang pertama adalah Kiko, dia mengikuti program pertukaran pelajar menuju Amerika pada awal kelas 11. Namun ia sudah kembali dan sekarang satu angkatan dengan Pepi, dan kemudian disusul dengan Kara dan “mbakku”, Fasya pada awal kelas 12. Kara mengikuti program pertukaran pelajar menuju Amerika sedangkan Fasya mengikuti program pertukaran pelajar menuju Prancis, memang sungguh sepi kehilangan mereka selama setahun ini, namun kami mendapatkan satu tambahan lagi, dia adalah kakak kelas kami dan juga kakak kelasku saat SMP, dia dikenal dengan sifatnya yang sangat labil, namanya Windura. Sifat labil yang tidak ketulungan lagi, kepala berbentuk seperti kemaluan laki-laki, jorok(dia mulai jorok setelah bergaul dengan kita), dan jago berolahraga menjadi ciri khasnya, dan dia membuat Revolver semakin ramai.
Momen kelas 11 yang paling kukenang ialah dimana aku dan beberapa teman angkatanku berjuang untuk DBL. Aku, Fino, Syarief,dan Ridho merupakan salah satu pemain DBL 2011 kemarin. Aku , Fino, dan Syarief sebelumnya sama sekali tidak mengenal basket, namun ajang DBL tahun 2010 membuat kami mengagumi basket dan bertekad untuk meneruskan perjuangan sekolah kami, sedangkan Ridho, dia sudah berlatih basket sejak SMP dan masuk tim DBL sejak 2010 dan pada 2011 ia dipilih sebagai kapten. Hari-hari kulalui dengan berlatih keras agar dapat masuk tim utama, dan setelah perjuangan sangat lama akhirnya aku bis menembus tim utama dan dapat bermain di DBL, begitu pula Fino dan Syarief, kami memulai segalanya dari nol dan terus berlatih untuk mendapatkan kemampuan terbaik kami. Ajang DBL pun tiba pada bulan Maret 2011. Kami melakukan segalanya agar mampu memenangi ajang tersebut dan meneruskan perjuangan tim sebelumnya yang terhenti secara dramatis melawan PL dengan sor 21-20 di babak big eight. Kami berhasil menembus babak grub dengan mulus, kami berhasil membantai BBC dann Padmanaba dan terus berjuang bersama, bukan hanya bersama pemain satu tim, namun bersama supporter pula. Namun lagi-lagi big eight adalah kuburan bagi BMD, kami dipecundangi oleh BOSA dengan skor 26-20, padahal kami sempat memimpin namun apa daya, itulah yang terjadi. Walaupun gagal di DBL, setidaknya kami berhasil mengukir banyak prestasi di ajang yang lain, dan aku percaya tim DBL berikutnya pasti lebih baik dan mampu menembus big eight dan menjadi juara.
Dan setelah cukup lama menjomblo, aku berpacaran dengan seseorang yang aku suka sejak dulu, dan pada saat itu aku aku kelas 11 dan dia kelas 8, namun hubungan kami hanya berumur 1 bulanan saja dan kemudian sempat saling tarik-ulur dan disaat itu aku menjadi sering galau, dan pada saat itu aku memiliki partner galau, yakni Galang. Sepulang sekolah kami selalu menyempatkan berbagi cerita tentang pacaran dan menggalau bersama hingga pukul 6 sore, Galang adalah sosok laki-laki dewasa dan kharismatik namun juga melankolis, dia adalah yang tertua di angkatan kami dan sering dihina “simbah” karena umurnya yang paling tua, padahal tidak terlalu tua namun kami selalu lebay dalam menghina dia, bahkan kami sering menjodohkan dia dengan kejadian-kejadian masa perang hingga masa nabi Muhammad dengan dia, sungguh lebay.
Cerita kami di kelas 12 ini sebenarnya cukup banyak namun karena tidak mungkin kutulis semua disini, yang paling kunikmati ialah saat dimana kami melakukan outbond bersama beberapa minggu yang lalu, itulah acara dimana kami bisa bersenang-senang bersama terakhir kali sebelum UAN. Outbond yang sungguh menyenangkan, kami semua menikamti setiap detik saat outbond tersbut, kami melewati berbagai rintangan bersama dalam outbond tersebut, tidak ada keraguan dan tidak ada rasa takut, hanya ada rasa kebersamaan yang ada, dan di akhir acara kami semua bermain dan bergandengan tangan dibawah guyuran hujan yang sangat deras, semuanya tidak akan kami lupakan.
Sesuai dengan nama angkatan kami, kami adalah Revolver 84 . Revolver adalah pistol berbahaya dengan bentuk sederhana namun elegan dan peluru sedikit, dan dimanapun kami siap menebarkan ancaman dan kerusuhan walaupun jumlah kami sedikit, yeah !
Masa-masa SMA adalah masa-masa terindah, sekarang aku sadar bahwa hal itu memang benar dan sudah kubuktikan, tidak ada masa-masa lain yang memberikan kebebasan dan kebersamaan yang lebih daripada saat SMA, kesempatan yang tidak bisa dibeli. Usia kami di SMA Budi Mulia Dua memang hanya menghitung bulan, namun semua cerita yang telah kami buat tidak akan lenyap dalam hitungan bulan, bahkan tahun. Kelak suatu hari nanti aku yakin, kami semua akan kembali bertemu dan sudah menadi “orang” yang berhasil dan sukses, baik dunia maupun akhirat. Revolver 84 lulus UN 100% dan PTN favorit, Amin ! Salam untuk semua teman-teman Revolver, semoga kalian bisa menjadi orang sukses !


             





Tidak ada komentar:

Posting Komentar